contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Bookmark and Share
Selasa, 17 November 2009

Berikut ini merupakan sebuah kisah yang mungkin bisa menjadi renungan tentang kematian bagi kita.

Detik-Detik Menjelang Kematian

Seperti biasa saya sehabis pulang kantor tiba di rumah langsung duduk bersantai sambil melepas penat. Sepertinya saya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung shalat.

Sementara anak-anak dan istri sedang berkumpul di ruang tengah. Dalam kelelahan tadi, saya disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi-sepoi yang menghembus tepat di muka saya.

Selang beberapa lama seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat ditangannya tiba-tiba sudah berdiri di depanku.

Saya sangat kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu. Sebelum sempat bertanya siapa dia, tiba-tiba saya merasa dada saya sesak, sulit untuk bernafas.

Namun saya berusaha untuk tetap menghirup udara sebisanya.

Yang saya rasakan waktu itu ada sesuatu yang berjalan pelan-pelan dari dadaku, terus berjalan ke kerongkonganku. Sakittttttttt .........sakit..... rasanya. Keluar airmataku menahan rasa sakitnya,... Oh Tuhan ! ada apa dengan diriku.....

Dalam kondisi yang masih sulit bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku...

Kkhh........ khhhh.... .. kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, amat teramat sakit..

0
Bookmark and Share
Jumat, 18 September 2009

1. Shalatnya Tidak Diterima 40 Hari
Disebutkan bahwa shalatnya tidak diterima sebanyak empat puluh hari. Nauzu billahi min zalik. Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang mendatangi arraf lalu ia menanyakan
sesuatu dan membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari.


2. Kufur kepada Agama Islam
Barangsiapa mendatangi Kahin , lalu membenarkan apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. {HR Abu Daud, at-Tirmidz Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi}


Sebab, di antara yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. adalah bahwa hal-hal yang gaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah.

0
Bookmark and Share
Jumat, 04 September 2009

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "marhaban" diartikan
sebagai "kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang
berarti selamat datang)." Ia sama dengan ahlan wa sahlan yang
juga dalam kamus tersebut diartikan "selamat datang."

Walaupun keduanya berarti "selamat datang" tetapi
penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan ahlan wa
sahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan
"marhaban ya Ramadhan".

Ahlan terambil dari kata ahl yang berarti "keluarga",
sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah.
Juga berarti "dataran rendah" karena mudah dilalui, tidak
seperti "jalan mendaki". Ahlan wa sahlan, adalah ungkapan
selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat
yaitu, "(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkaLkar1
kaki di) dataran rendah yang mudah."

0
Bookmark and Share
Minggu, 30 Agustus 2009

Didalam pergaulan sehari-hari dimana terjadi interaksi -interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari bagaimana bertutur kata sampai dengan masalah sikap dan tindak tanduk seseorang yang mana semua itu akan tercakup dalam masalah akhlak.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlakulkarimah merupakan salah satu diantara tugas-tugas kenabian. Bahkan tugas para nabi, seseorang yang mengaku sebagai pengikut nabi namun tidak menghiasi dirinya dengan akhlakulkarimah berarti telah terputus dengan misi utama kenabian. Ia juga tidak akan memiliki bobot yang berat tatkala dihadapkan kepada timbangan amal perbuatan, sebab amal yang paling berat timbangannya adalah..
akhlakul karimah.


Info
Para salafusshalih sangat memperhatikan masalah ahlak, sehingga mereka pantas menjadi teladan dalam setiap persoalan. Ketahuilah wahai saudaraku, barang siapa yang merenungi kitabullah dan senantiasa berhubungan dengannya maka akan mendapatkan kemuliaan ahlak, dan barang siapa yang mengkaji sunnah-sunnah nabi yaitu perjalanan hidup Rasulullah saw dan haditsnya akan mendapatkan dan memahami kemuliaan ahlak dan keagungannya, sebagaimana termaktub pada akhir suratAl-Furqan.
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang yang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yeng melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata :’ya rabb kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya merupakan kebinasaan yang kekal’. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. Dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang menyembah illah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan 63-68).

0
Bookmark and Share
Selasa, 21 Juli 2009

Penulis: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak


Setelah Imam Mahdi, satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia berasal dari manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan didahului dengan sejumlah peristiwa besar.

Di antara kewajiban seorang muslim adalah beriman kepada hari akhir dan apa yang akan terjadi sebelum dan setelahnya. Hari kiamat tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jibril ‘alaihissalam bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ. قَالَ: مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ

“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)

Meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda hari kiamat ada dua, shugra dan kubra.

Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril:

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ

“(Jibril) berkata: Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab: Budak perempuan melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang badan penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)

0
Bookmark and Share
Sabtu, 04 Juli 2009

Sesungguhnya kamu masih belum melihat hari kiamat sebelum kamu melihat sepuluh tandanya.


Bookmark and Share
Rabu, 25 Maret 2009

Sebelum Kita Melaksanakan Shalat, maka hendaklah Diwajibkan untuk Berwudlu(Wudhu).
Tata Cara Melakukan Wudlu(Wudhu) Yang Benar antara lain:
1. Membaca Basmalah (Bismillahir Rahmaanir Rahiim) sambil mencuci kedua telapak tangan sampai pergelangan hingga bersih.
2. Lalu berkumur-kumur tiga kali membersihkan mulut dan gigi.

3. Kemudian membersihkan lubang hidung dengan cara menghirup air kedalam hidung kemudian dikeluarkan kembali sebanyak tiga kali.

4. Kemudian membasuh muka tiga kali.
5. Kemudian membasuh kedua tangan hingga kedua siku(sikut) masing-masing sampai tiga kali yang dimulai dari tangan kanan lebih dahulu.

6. Kemudian mengusap sebagian rambut kepala tiga kali.

7. Kemudian Mengusap kedua talinga bagian luar dan dalam sebanyak tiga kali secara bersamaan.

8. Kemudian yang terakhir Membasuh kedua kaki hingga mata kaki masing-masing sampai tiga kali yang dimulai dari kaki kanan lebih dahulu.

0
Bookmark and Share
Jumat, 20 Maret 2009

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَنَسْئَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى


“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu, dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha 132)


Tugas Utama
Ayat di atas mengingatkan kepada para kepala keluarga atau seorang suami, bahwa kewajiban utama mereka dalam rumah tangga adalah mendidik isteri dan anak-anak mereka agar mendirikan shalat.


Mendidik keluarga agar mendirikan shalat sekaligus mendidik mereka untuk belajar Islam. Bagaimana mereka akan shalat kalau mereka tidak pandai baca al-Qur’an. Bagaimana mereka akan mendirikan shalat kalau pengetahuan agama mereka tidak memadai.
Mendidik anak untuk shalat artinya juga mendidik mereka agar menjadi anak yang shaleh yang mengerti dan memahami tanggung jawab mereka pada agama, bakti mereka pada orang tua, nusa dan bangsa.
Mendidik anak untuk shalat artinya juga mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh , ta’at beribadah dan berakhlak mulia. Semuanya itu adalah tanggung jawab orang tua di hadapan Allah s.w.t.


Ayat di atas mengingatkan para orang tua bahwa mereka tidak akan ditanya Allah tentang rezki, makan dan minum serta pakaian anak, karana semua itu sudah dijamin Allah. Yang akan ditanya dan diminta Allah pertanggung jawaban yang utama adalah mengenai shalat anak dan isteri. Apakah sang suami sudah menjaga shalat isterinya, apakah sang suami isteri telah memelihara shalat anak-anaknya? Inilah tanggung jawab utama di akhirat kelak.

0

 

 

Donasi

quick translation

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Slow translation

Jadwal Sholat

Waktu sholat untuk Cibodassari, Tangerang, Indonesia. Widget Jadwal Sholat oleh Alhabib.

Your Status

IP

Followers

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


Masukkan Code ini K1-16F9YF-1
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com